Aku  mencintai suamiku, karena sifatnya yang apa adanya. Aku begitu menyukai  perasaan aman dan tentram, yang muncul dihati ketika bersanding  dengannya.
Tiga  tahun dalam masa perkenalan, dua tahun dalam masa perkawinan, harus ku  akui bahwa mulai timbul rasa bosan dan lelah dengan kehidupan berumah  tangga dengannya dan alasan mencintainya dulu telah berubah menjadi  sesuatu yang menjemukan.
********
Aku  seorang wanita yang berjiwa sentimental dan benar-benar sensitive serta  berperasaan halus. Aku merindukan suasana romantis seperti seorang anak  yang menginginkan belaian. Tetapi semua itu tidak lagi kuperoleh.  Suamiku kini jauh berbeda dari apa yang aku harapkan dulu. Rasa  sensitivenya kurang dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang  romantis dalam perkawinan kami, telah memusnahkan harapan tentang  kehidupan yang ideal.
********
Suatu hari aku beranikan diri menyatakan keputusan untuk bercerai.  “Mengapa??” dia bertanya terkejut. ”Aku lelah..kamu tidak pernah memberikan cinta yang aku inginkan.”  Dia terdiam dan termenung sepanjang malam didepan komputernya, Nampak  seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan aku  semakin bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan  perasaannya, apalagi yang dapat aku harapkan darinya??
******
Dan akhirnya dia bertanya…”Apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”. Aku menatap matanya dalam dalam dan menjawab dengan berlahan, “  Aku ada satu pertanyaan, jika kau menemukan jawabannya, aku akan  mengubah pikiranku : Seandainya, aku menyukai bunga indah yang ada  ditebing gunung, dan kita berdua tau jika kau memanjat gunung itu, kau  akan mati. Apakah kau akan melakukannya untukku?”. Diapun termenung dan berkata ,”Aku akan memberikan jawabannya besok pagi”. “Hatiku langsung gundah mendengar reaksinya.” 
********
 
Keesokan  paginya suamiku tidak ada dirumah, dan aku menemukan selembar kertas  dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat,  yang bertuliskan :
********
“Sayang…aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu. Tetapi izinkanlah aku untuk menjelaskannya alasannya…”
Kalimat pertama ini menghancurkan hatiku, Aku lantas terus membacanya…
******** 
“Sayang..kau  biasa mengggunakan computer, dan selalu menghadapi masalah kerusakan  program didalamnya dan akhirnya menangis didepan monitor, Aku harus  memberikan jari-jariku supaya dapat membantumu dan memperbaiki  programnya”
******** 
“Kau selalu lupa  membawa kunci ketika keluar rumah, dan Aku harus memberikan kakiku  supaya dapat menendang pintu, Dan membuka pintu untukmu ketika pulang..”
********
“Kamu senang  jalan-jalan keluar kota dan sering tersesat ditempat-tempat baru yang  kamu kunjungi..Aku harus menunggu dirumah dan membantumu agar dapat  memberikan mataku untuk menjelasakan jalan melalui peta”
********
“Kamu selalu  kelelahan saat pergi dengan teman baikmu setiap bulan, dan Aku harus  memberikan tanganku untuk memijit kakimu yang terkilir.”
********
  “Kamu seorang  yang senang diam dirumah, dan aku selalu khawatir kamu akan menjadi  “aneh” dan aku harus membelikanmu sesuatu yang dapat menghiburmu dirumah  atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku  alami..”
********
“Kamu selalu  menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan  matamu..Aku harus menjaga mataku, agar ketika kita tua nanti, Aku masih  dapat menolong memotong kukumu dan mencabuti ubanmu..”
********
“Tangan akan  memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri pantai, menikmati matahari  pagi dan pasir yang indah, menceritakan warna warna bunga yang bersinar  dan indah seperti cantiknya wajahmu.”
********
“Tetapi  sayangku…Aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, aku  tidak sanggup melihat matamu mengalir menangisi kematianku..”
********
“Sayangku..aku tau diluar sana ada banyak orang yang mampu mencintai lebih dari aku mencintaimu..”
********
“Untuk itu sayangku..jika semua yang telah kuberikan dengan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu..”
********
 
“Aku tidak dapat menahan dirimu mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakanmu..”
Air mataku jatuh diatas tulisan dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi aku berusaha untuk membaca selanjutnya.
********
“Dan sekarang  sayangku..kamu telah selesai membaca jawabanku. Jika kau berpuas hati  dengan jawaban ini dan tetap menginginkanku untuk tinggal dirumah ini,  tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri diluar  pintu menunggu jawabanmu..”
********
“Jika kamu tidak puas sayangku…biarkan aku masuk untuk mengambil barang-barangku, dan aku tidak akan menyusahkan hidupmu lagi..”
“Percayalah…kebahagiaanku adalah KAU BAHAGIA”
******** 
Aku  segera berlari membuka pintu dan..melihatnya berdiri didepan pintu  dengan wajah sendu sambil tangan memegang susu dan roti kesukaanku…
Oh Tuhan…
Kini baru aku tau…
Tidak ada orang lain yang pernah mencintaiku lebih dari dia mencintaiku…


Tuhan memberikan kita hati...dengan hati, kita bisa merasakan suatu keindahan dengan cara kita sendiri...tapi semua itu harus melalui syarat. dan syarat itu tidak lah sulit...hanya perlu BERSYUKUR...karena dengan bersyukur kita bisa menikmati apa yang kita miliki.....karena itu, bahagialah bagi kita yang di karuniai hati oleh TUHAN.....
BalasHapus