Tapi setelah lima tahun menikah, Tina mulai berubah sikap. Tina mulai sombong dan tak perduli dengan keluarganya. “Ku lihat tingkah laku Tina sepela memandang keluarga ku. Memang orangtuanya orang berada,” kata Dian.
Menurutnya, Tina sudah tak mengingat sewaktu dia melahirkan anak pertama dimana ibunya yang mengurusnya, memandikan hingga mencuci bekas darah persalinannya. Sedangkan orangtuanya hanya datang untuk melihat Tina, setelah itu makan dan duduk-duduk saja tak ada sedikit pun menolong.
“Ibuku memang ikhlas melakukan itu semua karena ibuku menganggap Tina seperti anaknya sendiri, tapi dari kebaikan ibuku dianggap Tina seperti pembantu dan bahkan membentak ibuku, tapi ibuku hanya diam saja,” kata Dian.
Belakangan, katanya, Tina semakin merasa tak cocok hidup dengan keluarganya, apalagi gaji yang diberikannya sebagai seorang polisi tak dapat membahagiakan hidup Tina yang bergelimang harta. “Aku sebenarnya tak ingin bercerai, tapi Tina yang meminta cerai dengan melaporkan aku yang bukan-bukan di kantorku sehingga aku pernah dipindahkan tugas ke pelosok,” kata Dian.
Karena Tina minta cerai dengan membawa anaknya ke rumah orangtuanya, Dian pun mengabulkan permintaan Tina. Kini keduanya sudah menjalani sidang yang keenam di Pengadilan Agama Medan. “Saat menjalani persidangan Tina hadir denagan membawa anakku, namanya anakku akupun berniat untuk memanggil anakku tapi Tina malah mengatakan jangan mendekat itu bukan bapakmu lagi. Betapa sedihnya hatiku karena aku juga rindu dengan anakku tapi aku tak bisa untuk memeluknya,” pungkas Dian.
Sumber: http://www.hariansumutpos.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar